Jumat, 21 Oktober 2016
TUGAS 3 MANAJEMEN OPERASI
Tugas 3
Jawaban :
1. Pentingnya dalam pemilihan lokasi yang tepat, bagi bisnis yang dilaksanakan, karena : pemilihan lokasi yang tepat akan :
1. Menunjang kegiatan bisnis yang dilaksanakan,
2. Mempermudah atau memperlancar proses kegiatan bisnis,
3. Mempermudah atau memperlancar proses penjualan bisnis,
4. Berguna dalam melakukan analisis pengaruh faktor lokasi ini yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Setelah itu besamya pengaruh ini dimasukkan dalam perhitungan dalam bentuk bobot pengaruh, sehingga hasil perhitungan lebih mencerminkan pengaruh yang berbeda faktor lokasi bagi perusahaan. Di samping memberikan penilaian terhadap faktor lokasi, manajemen perusahaan juga dapat menggunakan pendekatan analisis biaya untuk pemilihan lokasi ini. Untuk kepentingan ini, manajemen pemsahaan harus memperoleh data berapa besamya biaya tetap per periode dan besamya biaya variabel per unit di dalam pengoperasian pemsahaan. Di samping itu, data tentang perkiraan kapasitas yang akan digunakan oleh perusahaan juga perlu untuk disertakan. Dari data tersebut manajemen perusahaan dapat menyusun perhitungan sehingga dapat dijadikan acuan pemilihan lokasi.
Contoh pemilihan lokasi yang tepat bagi bisnis yang dilaksanakan, yaitu :
1. Terdapatnya pasar di dekat lokasi bisnis yang dilaksanakan.
2. Tersedianya sumber material di dekat tempat lokasi bisnis yang dilaksanakan.
3. Tersedianya tenaga kerja lokal di dekat tempat lokasi bisnis yang dilaksanakan.
4. Tersedianya sumber tenaga/ power di dekat tempat lokasi bisnis yang dilaksanakan.
5. Menyesuaikan perpajakan/insentif ekonomis di tempat lokasi bisnis yang dilaksanakan dengan hasil bisnis yang didapat.
6. Menyesuaikan bisnis yang dilaksanakan dengan peraturan pemerintah di tempat lokasi bisnis yang dilaksanakan.
7. Menyesuaikan bisnis yang dilaksanakan dengan insentif ekonomis.
8. Memperhatikan dan menyesuaikan dengan komunitas lingkungan di tempat lokasi bisnis yang dilaksanakan
9. Tersedianya jaringan transportasi di tempat lokasi bisnis yang dilaksanakan.
10. Menyesuaikan bisnis dengan sikap dan kebijakan pemerintah daerah di tempat lokasi bisnis yang dilaksanakan.
11. Menyesuaikan bisnis dengan regulasi lingkungan di tempat lokasi bisnis yang dilaksanakan.
12. Menyesuaikan bisnis dengan harga tanah di lingkungan di tempat lokasi bisnis yang dilaksanakan.
2. Jelaskan mengenai perencanaan kapasitas perusahaan.
Bagi manajemen perusahaan kapasitas merupakan hal yang sangat penting untuk direncanakan dengan baik. Perencanaan kapasitas perlu dipersiapkan dengan baik oleh manajemen perusahaan. Kekeliruan di dalam penyusunan perencanaan kapasitas benar-benar akan sangat merugikan perusahaan tersebutberakibat kepada timbulnya kerugian perusahaan dalam jangka panjang. Kapasitas tersedia yang terlalu besar akan berakibat kepada terjadinya penurunan efisiensi karena tidak seluruh kapasitas tersebut digunakan oleh perusahaan. Akibatnya biaya per unit produk akan menjadi tinggi. Sebaliknya, kapasitas tersedia yang terlalu kecil juga tidak menguntungkan perusahaan, karena perusahaan tidak mampu melayani permintaan dengan baik sebagai akibat dari terbatasnya kapasitas yang ada. Oleh karena itu, perencanaan kapasitas menjadi sangat penting bagi perusahaan.
Kapasitas yang direncanakan manajemen perusahaan digunakan untuk : mendukung kegiatan operasi perusahaan. Lebih spesifik kapasitas digunakan untuk : mendukung kegiatan operasional pelayanan permintaan produk perusahaan. Kapasitas adalah : maksimum ouput (hasil) per periode. Untuk melihat tingkat penggunaan kapasitas, manajemen perusahaan dapat membandingkan ouput (hasil) nyata dengan kapasitas desain atau dengan kapasitas efektif. Perbandingan antara ouput (hasil) nyata dan kapasitas desain disebut utilisasi. Sedangkan perbandingan antara ouput (hasil) nyata dan kapasitas efektif disebut efisiensi.
Beberapa hal yang penting untuk menunjang penyusunan perencanaan kapasitas yang baik antara lain adalah :
1. Peramalan permintaan yang akurat
2. Pemahaman teknologi yang baik
3. Level operasi yang optimal
4. Kesiapan untuk berubah.
3. Jelaskan pendekatan pengendalian kualitas yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Terdapat tiga macam pendekatan pengendalian kualitas, yaitu:
1. Pendekatan bahan baku adalah : manajemen perusahaan sangat menekankan pengendalian kualitas bahan baku didalam rangka pengendalian kualitas produk perusahaan. Bahan baku yang dipergunakan sebagai input dalam proses produksi sangat diperhatikan kualitasnya sehingga produk akhir dari perusahaan ini juga mempunyai kualitas yang baik.
2. Pendekatan proses adalah : pengendalian kualitas produk dengan penekanan pengendalian kualitas yang cukup besar kepada proses produksi yang dilaksanakan. Proses produksi yang dilaksanakan sangat diperhatikan kualitasnya sehingga hasil proses produksi tersebut merupakan produk yang berkualitas. Pemikiran dasar yang digunakan dalam pendekatan ini adalah : apabila proses produksi dilaksanakan sebaik – baiknya maka, proses produksi akan menghasilkan produk dengan berkualitas yang baik.
3. Pendekatan produk akhir adalah : manajemen perusahaan akan melihat kualitas produk akhir sebelum siap untuk dipasarkan. Dalam pendekatan ini, produk akhir akan diperiksa untuk memperoleh kepastian bahwa produk perusahaan sudah cukup berkualitas ataukah belum.
4. Dalam perkembangannya manajemen kualitas mengalami evolusi, yang diantaranya tahap operator, tahap supervisor dan tahap inspektur. Jelaskan tiga tahap tersebut.
1. Tahap Operator.
Tahap operator disebut tahap yang paling awal, manajemen kualitas berada ditangan para operator. Baik dan buruknya kualitas produk perusahaan sangat tergantung kepada operator yang mengerjakan atau terkait dengan proses pembuatan produk tersebut. Pada masa itu tidak mengherankan apabila terdapat beberapa produk dari sebuah perusahaan yang sama namun mempunyai kualits yang tidak sama. Walaupun produk itu berasal dari sebuah perusahaan, namun karena operator atau karyawan yang terlibat dalam proses produksi produk perusahaan tersebut berbeda akan mengakibatkan terjadinya perbedaan kualitas produk. Upaya untuk melakukan peningkatan kualitas produk, manajemen perusahaan melakukan berbagai upaya agar para operator dapat melakukan tugasnya dengan baik , missal : memberikan petunjuk dan prosedur kerja yang baku.
2. Tahap Supervisor.
Dengan adanya supervisor yang betugas untuk memberikan pengarahan dan pengawasan proses produksi yang dilakukan oleh para operator maka perlahan – lahan tanggungjawab kualitas produk tidak lagi berada ditangan para operator. Tugas para operator atau karyawan langsung di dalam perusahaan adalah melaksanakan proses produksi dibawah pengarahan dan pengawasan para supervisor.
3. Tahap Inspektur.
Dalam perkembangannya kemudian, pemeriksaan tidak hanya dilakukan pada produk akhir saja, namun diperluas kepada pelaksanaan proses produksi dan juga bahan baku yang digunakan. Hal ini didasarkan kepada pemikiran bahwa kualitas produk akhir adalah hanya merupakan akibat dari kualitas bahan baku dan proses produksi yang diselenggarakan. Agar supaya proses pemeriksaan ini mempunyai dasar yang kuat di dalam perusahaan maka posisi pemeriksaan ini diformalkan dalam perusahaan yang dikenal dengan inspeksi. Manajemen kualitas telah bergeser lagi dari supervisor ke inspektur. Dengan adanya pemeriksaan kualitas yang cukup teliti pada bahan baku, proses produksi, dan produk akhir perusahaan maka kualitas produk menjadi lebih baik. Dengan kata lain, manajemen kualitas ditangan inspektur dapat membuahkan hasil yang lebih naik daripada manajemen kualitas ketika berada ditangan para supervisor.
5. Jelaskan mengenai Statistical Quality Control (SQC), Total Quality Management (TQM) dan Total Quality Control (TQC).
1. Statistical Quality Control (Pengendalian Kualitas Statistikal)
Manajemen kualitas pun berkembang lagi, dengan memanfaatkan berbagai macam model statistika untuk melihat dan mengukur kualitas yang ada dalam perusahaan. Pada tahap ini, manajemen kualitas dapat dilakukan lebih objektif dan diesrtai berbagai macam perhitungan yang diperlukan dan lebih akurat. Salah satu model yang populer dalam terapan statistika untuk pengendalian kualitas ini digunakan peta kendali. Fokus pengendalian kualitas adalah produk atau hasil dari bagian produksi.
2. Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total quality management (manajemen kualitas total) adalah : manajemen kualitas secara menyeluruh didalam organisasi pada setiap peringkat manajemen dan meliputi seluruh area yang ada didalam organisasi tersebut. Sikap manajerial untuk memperbaiki kualitas secara terus – menerus menjadi hal yang penting didalam total quality management (manajemen kualitas total). Dukungan yang kuat daripada manajer, bahkan dari manajer puncak, pengarahan yang jelas dari jajaran manajer, dan pelaksanaan yang bertanggungjawab dari siapa yang terlibat didalam pembentukan kualitas, menjadi beberapa agenda penting didalam pelaksanaan total quality management (manajemen kualitas total).
3. Total Quality Control (Pengendalian Kualitas Total)
Pengendalian kualitas total (total quality control) adalah : pengendalian kualitas ditujukan kepada seluruh kegiatan operasi perusahaan. Dengan menggunakan pengendalian kualitas total maka manajemen kualitas akan berkaitan dengan seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan. Setelah berapa lama diterapkan, pelaksanaan pengendalian kualitas total pada berapa perusahan ternyata belum dapat berjalan dengan memuaskan. Walau kualitas berangsur semakin membaik, namun proses pengembangan manajemen kualitas tetap dilaksanakan, akhirnya diketahui pelaksanaan pengendalian kualitas total akan lebih baik apabila terdapat dukungan yang kuat untuk melaksanakan pengendalian kualitas dengan sebaik – baiknya.
Daftar Pustaka :
Achyari, Agus. 2014. `Manajemen Operasi `.Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar