1. Apa yang dimaksud dengan surplus konsumen!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan diskriminasi
harga derajat 2 dan berikan contoh!
3. Jelaskan ketiga derajat harga
dibawah ini, apabila produk tersebut masuk dalam pasar monopoli
Nama: Westri Wijayanti
NIM: 021518064
UPBJJ: Purwokerto
- Surplus konsumen adalah kerelaan pembeli untuk membayar dikurangi dengan jumlah yang sebenarnya dibeli pembeli.(N. Gregory Mankiw,2014)
Surplus konsumen
adalah kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total atau total utility (yang
dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan sejumlah
barang tertentu dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk
memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barang tertentu.(Dr. Boediono,1999)
Surplus konsumen
adalah ukuran kesejahteraan baik konsumen.
- Yang dimaksud dengan diskriminasi harga derajat 2 yaitu diskriminasi harga berdasarkan variasi permintaan karena tingkat akumulasi konsumsi.
Produsen menjual produknya dengan diskon untuk sejumlah tertentu yang
dibeli konsumen. Diskriminasi harga derajat dua tidak mengambil seluruh surplus konsumen,
tetapi hanya sebagian saja.
Dalam upaya meningkatkan keuntungan maka penjual pizza
melaksanakan strategi diskriminasi harga derajat kedua. Konsumen dibagi menjadi
tiga kelompok, kelompok pertama adalah yang membeli 1 pizza,kelompok kedua
membeli 2 pizza, dan kelompok ketiga adalah konsumen
yang membeli 3 pizza. Untuk kelompok pertama dikenakan harga
Rp10.00,/pizza, konsumen kelompok ini masing-masing hanya membeli satu
pizza.Jumlah pizza yang dibeli oleh konsumen kelompok satu sebanyak 25
pizza.Kelompok konsumen kedua adalah yang membeli 2 pizza dengan harga yang
harus dibayar sebesar Rp16.000,- pada Gambar 6.3 ditampilkan pada harga
satuan Rp 8000,-. Kosumen yang datang berdua ke restoran dan
makan 2 pizza akan membayar lebih murah dari membeli pizza satuan. Kelompok
kedua ini membeli 20 pizza yang terdiri dari 10 konsumen. Kelompok konsumen
ketiga membeli 21 pizza, kelompok ini terdiri dari 7 konsumen.Masing-masing
konsumen kelompok ketiga ini membayar Rp18.000,- untuk 3 pizza.

3.
Penjelasan
ketiga derajat harga dibawah ini, apabila produk tersebut masuk dalam pasar
monopoli
Pada semua tingkat harga, permintaan D 1 lebih
tinggi dibanding permintaan D2. Misalnya, permintaan sebuah text book di negara yang sedang berkembang (D2) dan
di negara maju (D1). Kurva pendapatan
marjinal D1 dan D2 masing-masing
adalah MR1 dan MR2. Produsen menjumlahkan kedua kurva permintaan menjadi kurva
permintaan total, DT. Kurva pendapatan marjinal DT adalah MRT. Output optimal
produsen adalah 20. Perhatikan bahwa produsen tidak menjual produknya dengan
harga 6 di
kedua pasar. Harga jual di pasar 1
adalah 10 dan di pasar 2 adalah 4. Pendapatan di pasar 1 adalah 100 dan
pendapatan di pasar 2 adalah 40. J adi, pendapatan dengan melakukan
diskriminasi harga derajat tiga adalah 140. Pendapatan ini lebih besar
dibanding apabila perusahaan menjual produknya dengan satu harga di kedua
pasar tersebut, yaitu 100. Perhatikan bahwa produsen tidak bisa menjual
produknya di pasar 2 dengan harga 6. Pada prinsipnya, diskriminasi harga
derajat tiga produsen memberikan harga sebuah produk sesuai dengan tingkat
permintaan segmen pasar. Pasar bersegmentasi biasanya berdasarkan temp at
(geografis ), umur atau faktor lainnya. Hotel, rumah makan, dan bioskop serta jasa angkutan sering memberikan "student discount" dan "senior citizen
discount". Nampaknya, perusahaan melakukan diskriminasi harga untuk
memberikan keuntungan kepada pelajar dan warga senior, namun motif awalnya
tentu saja keuntungan perusahaan. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah
bahwa motif
keuntungan perusahaan bisa rnembuat
kelompok konsumen tertentu menjadi lebih senang (sejahtera).
Harga jasa telepon pada malam hari
lebih murah dibanding dengan jasa telepon pada siang hari. Dalarn hal ini,
perusahaan jasa telepon memberikan harga yang lebih murah kepada kelompok rumah
tangga dibanding kelompokbisnis.
Referensi:
N.Gregory Mankiw, 2014, Pengantar Ekonomi Mikro, Jakarta:
Salemba Empat
Dr. Boediono, 1999, Seri Sinopsis Seri Pengantari Ilmu Ekonomi: Ekonomi Mikro, Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar