Selasa, 26 April 2016

TUGAS 2 EKONOMI MANAJERIAL



1.      Apa yang dimaksud dengan surplus konsumen!
2.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan diskriminasi harga derajat 2 dan berikan contoh!
3.      Jelaskan ketiga derajat harga dibawah ini, apabila produk tersebut masuk dalam pasar monopoli




6-4

























Nama: Westri Wijayanti
NIM: 021518064
UPBJJ: Purwokerto




  1. Surplus konsumen adalah kerelaan pembeli untuk membayar dikurangi dengan jumlah yang sebenarnya dibeli pembeli.(N. Gregory Mankiw,2014)
Surplus konsumen adalah kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total atau total utility (yang dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barang tertentu.(Dr. Boediono,1999)
Surplus konsumen adalah ukuran kesejahteraan baik konsumen.

  1. Yang dimaksud dengan diskriminasi harga derajat 2 yaitu diskriminasi harga berdasarkan variasi permintaan karena tingkat akumulasi konsumsi.
Produsen menjual produknya dengan diskon untuk sejumlah tertentu yang dibeli konsumen. Diskriminasi harga derajat dua tidak mengambil seluruh surplus konsumen, tetapi hanya sebagian saja.
Dalam upaya meningkatkan keuntungan maka penjual pizza melaksanakan strategi diskriminasi harga derajat kedua. Konsumen dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok pertama adalah yang membeli 1 pizza,kelompok kedua membeli 2 pizza, dan kelompok ketiga adalah konsumen
yang membeli 3 pizza. Untuk kelompok pertama dikenakan harga Rp10.00,/pizza, konsumen kelompok ini masing-masing hanya membeli satu pizza.Jumlah pizza yang dibeli oleh konsumen kelompok satu sebanyak 25 pizza.Kelompok konsumen kedua adalah yang membeli 2 pizza dengan harga yang harus dibayar sebesar Rp16.000,- pada Gambar 6.3 ditampilkan pada harga
satuan Rp 8000,-. Kosumen yang datang berdua ke restoran dan makan 2 pizza akan membayar lebih murah dari membeli pizza satuan. Kelompok kedua ini membeli 20 pizza yang terdiri dari 10 konsumen. Kelompok konsumen ketiga membeli 21 pizza, kelompok ini terdiri dari 7 konsumen.Masing-masing konsumen kelompok ketiga ini membayar Rp18.000,- untuk 3 pizza.


6-4



3.









Penjelasan ketiga derajat harga dibawah ini, apabila produk tersebut masuk dalam pasar monopoli
Pada semua tingkat harga, permintaan D 1 lebih tinggi dibanding permintaan D2. Misalnya, permintaan sebuah text book di negara yang sedang berkembang (D2) dan di negara maju (D1). Kurva pendapatan
marjinal D1 dan D2 masing-masing adalah MR1 dan MR2. Produsen menjumlahkan kedua kurva permintaan menjadi kurva permintaan total, DT. Kurva pendapatan marjinal DT adalah MRT. Output optimal produsen adalah 20. Perhatikan bahwa produsen tidak menjual produknya dengan harga 6 di
kedua pasar. Harga jual di pasar 1 adalah 10 dan di pasar 2 adalah 4. Pendapatan di pasar 1 adalah 100 dan pendapatan di pasar 2 adalah 40. J adi, pendapatan dengan melakukan diskriminasi harga derajat tiga adalah 140. Pendapatan ini lebih besar dibanding apabila perusahaan menjual produknya dengan satu harga di kedua pasar tersebut, yaitu 100. Perhatikan bahwa produsen tidak bisa menjual produknya di pasar 2 dengan harga 6. Pada prinsipnya, diskriminasi harga derajat tiga produsen memberikan harga sebuah produk sesuai dengan tingkat permintaan segmen pasar. Pasar bersegmentasi biasanya berdasarkan temp at (geografis ), umur atau faktor lainnya. Hotel, rumah makan, dan bioskop serta jasa angkutan sering memberikan "student discount" dan "senior citizen discount". Nampaknya, perusahaan melakukan diskriminasi harga untuk memberikan keuntungan kepada pelajar dan warga senior, namun motif awalnya tentu saja keuntungan perusahaan. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa motif
keuntungan perusahaan bisa rnembuat kelompok konsumen tertentu menjadi lebih senang (sejahtera).
Harga jasa telepon pada malam hari lebih murah dibanding dengan jasa telepon pada siang hari. Dalarn hal ini, perusahaan jasa telepon memberikan harga yang lebih murah kepada kelompok rumah tangga dibanding kelompokbisnis.


Referensi:
N.Gregory Mankiw, 2014, Pengantar Ekonomi Mikro, Jakarta: Salemba Empat
Dr. Boediono, 1999, Seri Sinopsis Seri Pengantari Ilmu Ekonomi: Ekonomi Mikro, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar