Nama: Westri Wijayanti
NIM: 021518064
1.
Dalam
strategi defensif, kemudahan dalam memasuki dunia pemasaran, menurut pandangan
saya :
Suatu serangan langsung secara otomatis akan
mengundang tanggapan pembalasan terutama jika mereka menimbulkan ancaman serius
bagi pesaing mereka (Porter, 1985). Sementara serangan tidak langsung cenderung
hanya akan mengundang respon kompetitif karena keberadaannya sulit dideteksi,
terutama jika serangan tidak langsung hanya menargetkan segmen yang tidak
mengancam langsung produk inti.
Para pesaing akan
menanggapi tantangan pesaing lainnya dengan melakukan serangan balasan dengan
meningkatkan pengeluaran biaya periklanan atau promosi, pemotongan harga,
meningkatkan inovasi, dan memperkenalkan produk baru (Karakaya dan Yannopoulos,
2011). Pada dasarnya suatu organisasi bisnis tumbuh dengan mengambil pangsa
pasar dari pihak pesaing atau berupaya menciptakan pasar baru.
Strategi defensif
adalah strategi membangun benteng pertahanan merupakan upaya untuk menghambat
para pesaing memasuki industri. Tujuan dari strategi defensif ini adalah untuk
menyurutkan nyali lawan melakukan serangan. Suatu organisasi bisnis tergerak
untuk memasuki suatu industri karena adanya harapan untuk memperoleh keuntungan
yang tinggi. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh oleh para pelaku bisnis
inkamben, maka akan semakin tinggi motivasi pihak lawan untuk masuk. Dengan
demikian, untuk menyurutkan niat para pesaing agar tidak menyerang dapat
dilakukan dengan menurunkan ekspektasi sehingga mereka skeptis terhadap
keuntungan tinggi yang dapat diraih. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan
hambatan masuk bagi pesaing baru. Membuat hambatan biasanya dilakukan dengan
menghalangi masuknya para pesaing baru dengan menyadarkan tentang adanya
biaya-biaya yang akan dipikul oleh pihak pesaing.
Melindungi semua
basis lini industri dilakukan dengan pengembang-biakan (proliferasi) produk,
dengan memperkenalkan produk baru guna mengisi kesenjangan di pasar, yaitu
memperkenalkan sejumlah versi produk, baik dalam hal model ataupun jenis
produk. Strategi perbaikan secara
terus-menerus merupakan upaya tanpa henti untuk melakukan perbaikan dalam hal
biaya, kualitas produk, pengembangan produk baru, proses manufaktur, dan
distribusi. Suatu upaya akan terus dilakukan untuk menemukan cara mengurangi
biaya melalui skala ekonomi, pemotongan biaya dan memperkenalkan metode operasi
baru. Cara lain untuk mempertahankan keunggulan kompetitif antara lain adalah
melalui inovasi, peningkatan kualitas, dan fitur baru, disamping perbaikan
dalam bauran pemasaran.
2.
Produsen perlu menggunakan saluran distribusi
Dalam mengambil keputusan, perusahaan dapat menggunakan
kriteria-kriteria ekonomi, pengendalian, dan adaptif.
Perantara (intermediaries) adalah organisasi -organisasi
independen yang terlibat dalam penyaluran produk dari produsen ke konsumen .
a.
Kriteria Ekonomi
Apabila varian produk terbatas dan
penjualan rendah.
Alternatif ini perusahaan menyerahkan urusan distribusi kepada
distributor. Dengan demikian, perusahaan tidak perlu merekrut tenaga sales representatif dan
membangun armada pengangkutan. Dua komponen ini disediakan distributor yang
berhubungan langsung dengan pengecer.Apabila penjualan dikurangi biaya penyaluran diperoleh lah hasil
bersih tinggi. Penyaluran produk dapat dilakukan dengan cara yang lebih efisien
dan efektif mengingat kompetensi perantara dalam bidang masing- masing.
b.
Kriteria
Pengendalian
Kriteria ini mempertimbangkan tingkat kemudahan pengendalian
masing-masing saluran pemasaran. Pada prinsipnya, semakin panjang dan semakin luas suatu saluran,
maka tingkat pengendalian semakin rendah.
Namun,perusahaan masih bisa menangani layanan purna jual (after-sales
service) dengan menugaskan sales representative mengunjungi pengecer
secaraberkala.
c.
Kriteria
Adapatif
Kriteria ini mempertimbangkan bagaimana perusahaan dapat
menyesuaikan strategi pemasaran apabila terjadi suatu perubahan. Semakin panjang saluran distribusi, semakin sulit
perusahaan melakukan perubahan karena saluran komunikasi lebih panjang.
3.
Beberapa faktor yang menyebabkan
produsen menggunakan perantara
-
Konflik dan hubungan dengan pelanggan dalam pasar sasaran
-
Kemampuan, reputasi, dan sejarah prestasi perantara di masa lalu
-
Kesesuaian antara fungsi perantara dan kebutuhan produsen
-
Potensi kontribusi perantara terhadapkebutuhan produsen
(keuntungan, pangsa pasar, pertumbuhan, dan lain-lain)
-
Profitabilitas hubungan jangka panjang
-
Kondisi keuangan dan kemampuan manajerial.
4.
Sebutkan dan jelaskan strategi
pemasaran pada era ekonomi baru dan era pasar global
-
Strategi pemasaran pada era ekonomi
baru
Teknologi komunikasi berdampak pada ekonomi global secara
keseluruhan, sehingga Walker et al. (2003) menyatakan bahwa ekonomi baru (new
economy) telah datang.
Yang dimaksud ekonomi baru adalah industri-industri yang
mengembangkan atau berpartisipasi dalam e-commerce dan internet, mengembangkan
perangkat lunak dan keras komputer, dan mengembangkan layanan telekomunikasi.
Kelebihan ekonomi baru menyangkut sindikasi informasi, efek
jaringan positif, kemampuan mengkastemisasi tawaran secara personal,
disintermediasi dan restrukturisasi saluran distribusi, jangkauan global, dan
masa operasi 24 jam.
Walker et al. (2003) menyatakan bahwa dalam setiap
transaksi,pengalaman konsumen dalam ekonomi baru, mengikuti proses pengalaman
konsumen. Proses diawali dengan pengenalan pelanggan (customer insight). Pada
tahap ini, konsumen memberikan informasi tentang kebutuhan mereka kepada
penjual, lalu penjual mengembangkan produk dan layanan untuk memenuhinya.
Selanjutnya, promosi produk dan pengembangan merek (promotion and brand
building). Ini adalah tahap di mana informasi tentang produk, sekaligus
ajakan agar membeli produk, mengalur dari penjual ke konsumen.Apabila konsumen
tertarik, terjadilah transaksi (transaction). Dalam tahap ini,
diperlukan informasi yang mengalir antar kedua belah pihak (penjual dan
konsumen) tentang harga, syarat-syarat, pengantaran, dan lain- lain
-
Strategi pemasaran pada era pasar
global
Ada berbagai strategi yang bisa dipakai perusahaan untuk
memasuki pasar internasional. Lima diantaranya yang umum digunakan adalah:
ekspor(export), lisensi (licensing), franchising, joint venture, dan
penanaman langsung (direct investment)
a.
Ekspor
Ekspor sama dengan jualan. Unsur pemasaran dalam strategi ini sangat minimal.
Perusahaan hanya mencari pembeli dalam negeri (middlemen) yang akan
mengekspor atau pembeli di negara tujuan (reseller) yang akan menjual
produk kembali ke konsumen akhir.
b.
Lisensi
Lisensi adalah memberi pemakaian aset berharga dan komersil
kepada penerima lisensi (licensee), seperti hak paten, hak merek dagang, hak
penerbitan, hak menggunakan pengetahuan teknis, atau hak menggunakan proses
manufakturing, atas sejumlah imbalan atau kompensasi kepadapemberi lisensi (licensor).
c.
Franchising
Franchising mirip dengan lisensi karena sama-sama pemberian aset komersil
untuk sejumlah
imbalan.
Namun, yang dilisensikan padafranching adalah paket produk atau layanan
yang menyangkut merek, logo, hak penerbitan, desain, paten, rahasia dagang, dan
segala sesuatu
yang
terkait dengan keberhasilan produk dan layanan
d.
Joint ventura
Dalam joint ventures, perusahaan yang go internasional, menanam
modal di negara tujuan, akan tetapi dengan mencari perusahaan lokal sebagai
mitra untuk membangun usaha bersama dulu. Tentu, yang dicari bukan sembarangan
mitra, akan tetapi mitra yang dengannya perusahaan dapat mengombinasikan
kekuatan dan sumber daya. Umumnya yang paling
dibutuhkan dari mitra lokal adalah pengetahuan pasar lokal,
penguasaan seluk-beluk bisnis lokal. Keuntungan joint ventures meliputi
akses mitra lokal ke sistem distribusi, akses pada pasar tertutup, akses
terhadap teknologi, akses terhadap modal, dan akses terhadap sumber daya
personil. Masalahnya, joint ventures mewakili dua kepentingan, yaitu perusahaan
dan mitra lokal. Penyebab utama jv adalah perbedaan kepentingan kedua belah
pihak. Karena itu, sebelum memilih strategi ini, harus dipastikan dulubahwa
mitra lokal tidak licik.
e.
Penanaman langsung
Investasi langsung biasanya merupakan kelanjutan dari strategi
ekspor,lisensi,franchising,joint ventura. Strategi ini hanya dilakukan
perusahaan berpengalaman, memiliki modal kuat, dan berkomitmen kuat untuk
memasuki pasar lokal. Sebab, dalam strategi ini, yang dilakukan adalah mendirikan anak perusahaan di negara
tujuan. Karena memerlukan biaya besar, tentu perusahaan sudahmampu
memperhitungkan untung-rugi menanam modal di luar negeri.
Referensi:
Karakaya
dan Yannopoulos, 2011, Defensive and Offensive Strategies for Market
Success
Porter, Michael. 1985. Competitive Advantage. Harvard
University Press, New York.
Walker, Oville. C, Harper W. Boyd, Jr,
John Mullins, dan Jean-Claude Larreche. 2003. Marketing Strategy A
Decision-Focused Approach.International Edition. Me. Graw-Hill, Inc./Irwin,
Boston.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar